Tips Jika Sapi Terjangkit Penyakit Menular


Penyakit menular harus selalu diwaspadai agar tidak menjadi wabah yang dapat mengancam peternakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai tindakan pengamanan untuk memperoleh status kesehatan ternak yang prima.


Beberapa kunci pokok yang dapat dijadikan pedoman dalam pengendalian penyakit pada sapi adalah:
1. Setiap terjadi kematian sapi yang sakit harus diupayakan memperoleh diagnosis dari dokter hewan yang didukung oleh pemeriksaan laboratorium.

Hasil diagnosis harus selalu dicatat dan dibukukan untuk mementau status kesehatan kelompok sapi yang dimiliki.

2. Sisa-sisa jaringan pasca-nekropsi harus segera dimusnahkan dengan dibakar dan dikubur. Seluruh alat yang digunakan harus dicuci dengan bahan pencuci hama. Sekitar daerah yang terkena penyakit dilakukan penyemprotan.

3. Kandang yang tercemar disemprot dengan pembebas hama dan sapi yangn sakit harus dilayani oleh orang yang berbeda dengan orang yang menangani sapi sehat.

4. Status kesehatan sapi sakit harus dipantau perkembangannya dan mendapatkan pengawasan dari dokter hewan.

5. Pengangkutan sapi yang sakit ke tempat pengasingan harus dilakukan secara cermat dan diangkut langsung agar tidak mencemari lingkungan sapi yang lain.

6. Sapi yang mati karena terserang anthraks langsung dimusnahkan dengan cara yang benar dan tidak boleh dilakukan bedah bangkai.

7. Penggunaan obat bagi sapi yang sakit harus sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau label yang diberikan dalam kemasan obat agar lebih efektif dan efisien serta terhindar dari penggunaan obat yang salah.

Kesalahan penggunaan obat dapat mengakibatkan terjadinya residu dalam bahan makanan yang berasal dari ternak tersebut sehingga membahayakan masyarakat.

8. Berikan pakan dan minum secara cukup dan tambahan nutrisi yang sedikit lebih tinggi kepada sapi yang sakit.

9. Tempat pakan dan minum harus selalu dalam keadaan bersih dan isinya diganti setiap hari.

10. Apabila terpaksa seorang petugas harus melayani sapi yang sehat dan sakit, maka harus upayakan melayani sapi yang sehat terlebih dahulu, kemudian baru melayani sapi yang sakit. Hewan yang sakit juga harus diasingkan sesuai dengan petunjuk dokter hewan.

11. Sapi dalam kelompok yang sembuh dari sakit harus selalu dipantau terhadap kemungkinan timbulnya kasus baru.