Apakah Kita Sudah Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Tiap saat selama berpuluh-puluh tahun telah kita ucapkan di antara kita Assalamu'alaikum warahmatullah wa barakatuh. Artinya, kita telah berjanji saling menyelamatkan. namun prakteknya, kita saling mencelakakan, melalui egoisme kelompok, target rahasia korps dan kubu, KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), penindasan, fitnah, isu, pencurian hak, serta segala macam dusta dan dosa yang betapa canggih pelaksanaannya.

maskolis

Assalamu'alaikum adalah perjanjian sistem nilai. Adalah konsensus tentang bagaimana mengelola kesejahteraan berbangsa sejujurnya. Adalah menyandera diri untuk patuh kepada gentlemen agreement. Adalah sportivitas hubungan sosial.

Pada assalamu'alaikum itulah terletak metode dan formulasi bagaimana warahmatullah bisa diolah bersama-sama agar menjadi rahmat-Nya. Negara kita adalah sepenggal surga, Indonesia memiliki aset alam yang tak tertandingi di bumi. Tapi kita memboroskannya, berfoya-foya, dan memonopolinya untuk menyengsarakan ratusan juta rakyat. Kita merusak kemanusiaan kita melalui politik hewani, rakus ekonomi yang iblisi, dan budaya yang penuh lahwun (senda gurau), la'ibun (main-main), dan dhlum (kegelapan). Maka produk pembangunan kita adalah pengolahan rahmah tidak untuk menjadi barokah, melainkan menjadi musibah atau bahkan adzab.

Barakah itu nasi, harus diletakkan di ceting atau piring yang bersih, tak bisa di sembarang tempat. Barakah tidak untuk sembarang manusia. Kita tinggal memilih untuk bergabung ke "kapal khayal" Nabi Nuh, ataukah terus menenggelamkan diri dalam banjir yang menyerbu hingga ke puncak gunung.